World Through my Words

Sunday, September 25, 2016

Someday

Ada tangan yang tak akan melepaskan genggamannya dari jemarimu, ada pundak yang tak akan beranjak untuk jadi sandaran hidupmu.

Bulan lalu, Mbak Prima datang ke Malang dan menghabiskan waktu bersama saya. Kami ngobrol panjang lebar, mengenai banyak hal. Salah satu highlight yang membuat kami tertawa lalu menitikkan air mata terharu adalah pada poin the right one. Ia mengatakan bahwa beberapa waktu lalu sempat menangis karena lelah.

"Sya, aku tuh kadang ngerasa capekkk banget. Kerja, tesis, handle urusan logistik rumah. Waktu 24 jam rasanya nggak pernah cukup. Aku nangis karena sampai hari ini, aku belum ketemu orang yang bisa aku ajak berjuang bareng..."

I feel her, literally. Both of us, berusaha sekuat tenaga agar tetap bisa selesai kuliah dan bekerja sampai dobel-dobel almost all the time. A glimpse of me, sejak semester 3 saya udah kerja part time mulai dari jualan pulsa sampai ngelesi anak SD. Bahkan hari ini saya sidang skrispsi, pulangnya langsung ngantor sampai malam. Sempet juga punya 5 murid les dengan alamat rumah yang berbeda-beda, bisa dibayangkan kayak gimana hidup ini berjalan sehari-hari. A glimpse of her, Mba Prima bisa dibilang salah satu tulang punggung keluarga. Hidupnya tak lepas dari berbagai tanggungjawab, yang membuatnya kadang tak bisa tidur cukup atau sekadar istirahat.

Maka bukan hal yang aneh jika kami ingin bersama laki-laki yang kuat bertarung melawan kerasnya kehidupan, bergandengan tangan bersama pasangan. Masalahnya adalah, kami ternyata lebih sering bertemu dengan pria yang justru menambah masalah dalam kehidupan kami. Entah kurang dewasa, atau menye kebanyakan drama.

Untuk menghibur dan menguatkan Mba Prima -sekaligus memberikan motivasi bagi diri saya sendiri- , terucaplah rangkaian kata yang penuh makna. Dengan nada positif dan penuh semangat, saya mengucapkannya:

Mba, aku doakan suatu hari Mba Prima bertemu dengan laki-laki yang tangguh dan soleh. Menyayangi Mba Prima dan mengerti betapa berat hidup Mba selama ini. Dia yang akan menjemput Mba sepulang dari bekerja, membawakan setangkup roti bakar dan sekotak susu cokelat. Karena dia tau, Mba capek seharian berkutat dengan deadline. Dia akan membiarkan Mba Prima tidur di dalam mobil, dan sepenuh hati membantu meringankan tanggungjawab Mba Prima...
Dalam kacamata saya, cinta adalah tentang penerimaan dan pengertian. Bayangkan, ada dua orang yang lahir di rumah yang berbeda, besar dan hidup dengan cara yang tak sama pula. Kemudian tiba-tiba bersatu, tinggal dalam satu atap. Bisa dibayangkan betapa banyak hal yang perlu disesuaikan?

Cinta, membuat saya bisa memahami seseorang dan menerimanya utuh dengan segala kurang lebihnya. Cinta, mendorong saya untuk memperbaiki diri agar hidup berjalan ke arah yang lebih baik lagi. Cinta, yang akan mengikat saya dan the right one untuk bersama berjalan dan berlari meski banyak kerikil dan rintangan menghampiri. Dan cinta, yang akan membuat dua orang insan manusia tetap lekat, meski ombak-ombak besar menerpa tanpa jeda.

Untuk semua teman-teman yang sedang menunggu the right one nya, saya doakan yang terbaik ya. Menemukan dia yang mengisi sela-sela jemarimu, menghapus air mata dan peluhmu. Ketika kita menjadi orang baik, maka cermin akan memantulkan sosok yang baik pula inshaAllah.

Semoga Mba Prima, segera menemukan detak untuk jantungnya, jawaban dari segala doanya, dan teman untuk menjalani hidupnya...

Karena cinta selalu sederhana, mengalir jernih seperti air dan hangat seperti cahaya.

0 komentar:

Post a Comment

© I'm Fireworks!, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena