World Through my Words

Saturday, January 14, 2017

[Contain Spoiler] Passengers: Cerita Tentang Bertahan

Note: Kalau belum nonton Passengers dan nggak mau kena spoiler tolong jangan dibaca ya postnya terimakasih :)

Akhir pekan kini jadi berwarna, kembali ke rutinitas nonton ke bioskop. Minggu lalu nonton Arrival dan kali ini, Passengers. Saya tipikal orang yang nggak baca preview or lihat trailer film dulu sebelum nonton. Lebih ke tebak-tebak manggis, let surprise around me during watching movie. Kalau nggak sampai 1 hari dan saya udah bikin blogpost tentang film yang baru selesai ditonton berarti memang mencuri hati banget!
Passengers bercerita tentang sebuah Perusahaan yang bikin bisnis memindahkan makhluk bumi ke planet lain. Perjalanannya memakan waktu 120 tahun, that's why penumpangnya dimasukkan ke dalam kapsul dan dibikin tidur selama perjalanan tersebut. Long story short, ada kerusakan yang membuat sistem di kapsul milik Jim Preston dan akhirnya cowok ganteng yang diperankan oleh Chris Pratt ini terbangun lebih cepat 90 tahun.



Panik luar biasa, Jim frustasi karena dia bakalan mati menua di dalam kapal. Saat melihat-lihat kapsul penumpang lainnya, dia melihat Aurora Lane yang cantik. Satu tahun penuh Jim menahan diri untuk nggak 'membangunkan' Aurora dari hibernasi buatan itu dan akhirnya ia goyah. Perempuan yang jadi penulis terkenal di Amerika itupun akhirnya ikut 'terjebak' hidup di kapal itu.

Dari sini, saya melihat banyak sisi menarik. Bagaimana paniknya Jim dan Aurora, mereka sampai 'gila' karena membayangkan akan mati sendiri di sana. Awalnya, Aurora nggak tahu bahwa Jim lah yang membuatnya berada di kondisi seperti sekarang. Mau tidak mau, dua penumpang ini belajar untuk menerima kenyataan. Bersenang-senang, mencoba menikmati hidup dan tentu saja, saling jatuh cinta.

Mengikuti perjalanan mereka hanya berdua ditemani robot bartender di kapal, mulai dari mengisi waktu hingga kencan. Dalam kehidupan nyata, kita pasti sering berada di situasi yang nggak diinginkan. Mau komplain terus? Tentu malah buang waktu dan tenaga. Mencoba menikmatinya, adalah solusi yang sederhana tapi bikin bahagia.

Ada banyak hal yang terjadi di luar kuasa kita. Seperti kapsul tidur yang rusak, atau jatuh cinta pada seseorang. Tapi kita bisa mengendalikan diri kita sendiri, seperti saat Aurora tahu bahwa Jimlah penyebab ia kini tak lagi dalam masa hibernasi.

Jim nggak memaksa Aurora untuk maafin dia, dan di situlah letak pengendalian diri manusia. Nggak memaksa orang lain untuk nurutin dia, atau setuju sama apa yang dia lakukan. Hal-hal kayak gini yang kita sering ngga sadar, melakukannya. Elo harus setuju sama gueee! Well, bukankah hak kita untuk memberi penjelasan dan hak mereka untuk menerimanya atau tidak?

Cerita bergulir, masalah di kapal semakin menjadi. Mau nggak mau, mereka harus bersatu agar tidak terjadi hal buruk. Masih dengan sakit hati yang tersisa, Aurora mau untuk mencari akar masalah tersebut bersama Jim. Hal yang berat dilakukan, tapi keadaan yang memaksa. Besar hati dan fokus pada mencari solusi, adalah moral of the story di bagian ini.

Memaafkan bukan perihal mudah, tapi move on tak pernah jadi langkah yang salah. Menghadapi kenyataan pahit, maju ke depan dan nggak menenggelamkan diri dalam kesedihan. Istilahnya, nasi sudah jadi bubur dan harus dimakan. Hambar, datar, tetap musti ditelan.

Tapi toh manusia adalah makhluk yang adaptif dan hatinya selembut kapas. Setelah melewati beberapa kesulitan, ia justru berjuang agar Jim tetap hidup. Saat montir ini terhempas di ruang hampa luar angkasa, Aurora melompat dan menyelamatkannya. Dengan sisa tenaga, ia menyeret Jim masuk ke ruang pengobatan dan berusaha agar pria yang menggores luka di hatinya itu tersadar dari koma.

Sejenak, jadi teringat tutur seorang teman. Carilah pasangan yang mau untuk 'saling' dengan kita. Saling cinta, saling mempertahankan, dan saling menggenggam. Semua tidak akan ada artinya, jika hanya satu orang yang saja yang berusaha, tapi lainnya tidak. Dua tokoh utama film Passengers ini membuktikan bahwa setelah melewati fase bermasalah, ada kesempatan untuk berubah.

Problema telah terlewati, sekarang ada kesempatan untuk salah satu kembali hibernasi. Berarti, yang lainnya akan kembali hidup sendiri, dalam sepi. Meninggalkan untuk kembali mencapai masa depan, ditinggalkan karena cinta berarti siap melepaskan. Tapi apa yang terjadi?

Tidak, tidak ada yang kembali melanjutkan tidur panjang. Rupanya, menerima realita dan mencintai apa yang dimiliki menjadi kekuatan besar. Hingga akhirnya keduanya tak bisa lagi melawan waktu dan menua, banyak kejutan yang dilakukan. Mulai dari membuat taman di dalam kapal, hingga merekam jejak mereka untuk diceritakan pada penumpang yang bangun tepat pada waktunya.

Terlepas dari film ini seperti Martian, Titanic, Gravity, Guardian of the Galaxy (kidding! :p) dan Interstellar diblender menjadi satu, benang merah ceritanya memang menarik. How to survive wherever we are, how to enjoying life however it is. I recommended this movie to watch, quite worth it!

You die, i die - Aurora

 


0 komentar:

Post a Comment

© I'm Fireworks!, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena