World Through my Words

Sunday, February 26, 2017

[Startup Series] Travelingyuk Then and Now

Tahun 2016 menjadi kejutan besar bagi travelingyuk.com , singkatnya: kami kini menjalankan bisnis di bawah holding company bersama beberapa startup lain yang sudah besar terlebih dahulu. Sebuah mimpi yang bahkan kami belum mulai meraihnya, sudah terwujud. Alhamdulilah, Tuhan selalu baik dan mengatur semuanya di waktu yang terbaik pula. Selama hampir satu tahun ini, kami (saya dan founder travelingyuk) mendapatkan banyak banget ilmu seputar bisnis dan start-up. Agar tak terhapus begitu saja, saya akan menuliskannya menjadi blogpost series.

Post yang pertama, saya bagi menjadi dua bagian yaitu: perjalanan travelingyuk hingga pertengahan 2016 dan bergabung dengan holding company.

Travelingyuk: Hadir dari Ide Sederhana

Bekerja di media online selama beberapa waktu nggak lantas membuat saya bisa berpikir besar. Bisa dibilang, isi otak ini monoton gitu-gitu aja. Tapi satu yang saya yakini, dunia maya terlalu luas untuk hanya 'dicangkul' di tema itu-itu saja. Ada banyak lahan yang sebenarnya potensial, tapi belum 'diambil' oleh media-media yang sudah terkenal lebih dulu.

Salah satunya, traveling. Sebenarnya, both of us passionnya biasa aja soal liburan. Tapi kala itu, ada 1 penulis yang juga temen saya yaitu Alfry yang kerap mengisi waktu dengan menjelajah destinasi wisata baru. Kenapa tidak? Lalu tanpa pikir panjang, setelah pilih-pilih nama, di tengah saya opname (lagi) di RS karena kena DB, www.travelingyuk.com hadir.

Sederhana banget, namanya travelingyuk dan tujuannya memang membuat orang ingin pergi liburan dan memberikan referensi. Nggak SEO friendly, nggak 1 kata, dan banyak lagi. Kini, fenomena "yuk" ini menginspirasi banyak orang untuk membuat website atau akun media sosial bertema pariwisata dan menyelipkan "yuk" di namanya. Siapa sangka juga, kini liburan lagi trending luar biasa di Indonesia? :)

Belasan bulan berlayar di dunia maya, travelingyuk sempat di posisi naik turun. Sejujurnya, lebih banyak turun karena kami nggak fokus di sana. Ada dua website lain yang sudah menyita perhatian dan kala itu lebih menjanjikan. Beberapa kali, travelingyuk hibernasi alias tidak menerbitkan konten sama sekali. Even likers di Facebooknya cuma 600an. Kasihan banget deh pokoknya...

Sampai pada Februari 2016, kami bisa generate likers dengan begitu cepat dan organik di Facebook Fanspage. Kejutan karena tidak pernah diperkirakan sebelumnya. Berawal dari sana, traffic website juga ikut meningkat. Website ini seperti permata yang menunjukkan kilaunya, akhirnya kami memutuskan untuk menyisihkan waktu dan menggarapnya dengan lebih serius.

Trust me it feels like...start from zero. Totally zero, selama ini travelingyuk udah kayak anak layangan, dilepas gitu aja. Saya jadi belajar lagi konten seputar wisata, memutar otak bersama tim penulis dan media sosialnya untuk menghadirkan kualitas paripurna. Hingga seratus ribu sekian likers kemudian, kami mendapatkan email, dari seseorang yang tak pernah disangka.

Make it Bigger

Selama ini, dana untuk menjalankan tiga website di kantor adalah modal pribadi dari founder. Dengan berbagai keterbatasan, kami harus bekerja cerdas agar dana yang ada, bisa cukup untuk biaya perbulannya. Tapi kami mengerti bahwa uang tidak selalu penentu kesuksesan. Ada banyak faktor lain, pelan tapi pasti, membangun konsistensi dan diferensiasi di setiap website adalah usaha kami semua yang ada di kantor.

Begitu juga dengan travelingyuk, FYI tidak banyak dana yang disisihkan untuk mengisi konten dan merawat media sosialnya. Tidak sampai lima juta rupiah lebih tepatnya. Mungkin sekitar 2-3juta selama hampir dua tahun. Bahu membahu, semua tim membuatnya berjalan lebih cepat dari hari ke hari. Meski harus diakui bahwa money still talks. Ini pelajaran pentingnya, lakukan yang kamu bisa dan semaksimal mungkin. Kerja keras tidak akan pernah berkhianat.

Singkat cerita, kami diundang ke Jakarta untuk bertemu dengan investor. Satu poin yang membuat saya tak ragu untuk bekerjasama, karena ini adalah proses belajar. Kami tidak serta merta diberi uang lalu terserah elo deh puterin itu duit pokoknya nanti kalo laba elu kasih gua. Bukan seperti itu, kami semua berdiskusi panjang untuk mematangkan rencana ke depan.

Diskusinya juga tidak hanya satu dua kali, tapi terus menerus. Kami tidak dilepas begitu saja, tapi terus diperhatikan. Bagi mereka, membangun bisnis bukan untuk bertahan selama 5 atau 10 tahun. Namun tetapi selama mungkin dan terus berkembang! Bukan membakar uang atau bertaruh, melainkan menentukan langkah dengan tepat dan meminimalisir kegagalan.

Mereka rendah hati dan pendengar yang baik, berbagai hal terus dibenahi hingga jadi lebih baik dari hari ke hari. Saya jadi belajar lagi banyak hal, ada action plan dan Key Performance Indikator, tak lupa juga audit dan rapat kerja. Menarik sekaligus menantang ya?

Ya, kami belum mengajukan proposal ke investor atau venture capital manapun. Merekalah yang menemukan kami, di antara tumpukan startup lain yang tak kalah keren. Bagi saya, halaman baru travelingyuk ini merupakan proses saya belajar. Iseng-iseng saya menyebutnya: kuliah S2 di Universitas ***** dan sekarang sudah memasuki semester kedua.

Jika tidak ada halangan, tidak lama lagi perjalanan kami akan segera dimulai. Siap untuk menjelajah samudera lebih jauh lagi :). Dari sini, teman-teman bisa menaikkan rasa percaya diri. Awalnya, travelingyuk juga nothing. Sempet hidup mati, prosesnya juga nggak sebentar. Tapi jika kamu tau bahwa startup mu potensial dan tentu saja, bisa berkembang terus, dont lose hope. Di postingan selanjutnya, saya akan tulis proses dari awal bertemu pihak holding company sampai akhirnya travelingyuk siap untuk dijalankan dengan manajemen baru. Stay tune and thank you sudah baca ya...

Regards
Titasya

0 komentar:

Post a Comment

© I'm Fireworks!, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena