World Through my Words

Saturday, May 12, 2018

Ketika Semuanya Sudah Baik-Baik Saja

Tulisan ini terinspirasi dari serial Grey's Anatomy S14 Eps 23 "Cold as ice"

Pernahkah kamu berada di titik terburuk, lalu semuanya berangsur membaik bahkan semesta mempersatukan semua hal baik dan mengelilingimu di waktu bersamaan? I've been there, and it's feel so magical. Ketika saya merasa banyak jalan buntu dan tidak tahu harus melangkah ke mana, tiba-tiba tembok-tembok yang di depan mata runtuh seketika. Cahaya menerangi di sepanjang alur yang hendak ditapaki, rasanya seperti semua mimpi menjadi nyata.

Justru ketika keadaan membaik, di sinilah cerita dimulai. Saat terlihat mana yang dituliskan oleh Tuhan untuk tetap tinggal dan mana yang harus direlakan untuk pergi. Bahagia karena tangan menggenggam hal-hal indah, namun sela-selanya kosong karena tak lagi terisi.

Ketika beberapa mimpi mulai terwujudkan, satu atau dua yang sudah menjadi nyata justru kandas di tengah jalan. Namun bukankah hidup akan selalu seperti itu? Datang dan pergi, tinggal atau tak kembali lagi. Yang bisa kita lakukan adalah menikmati pahit dan manis yang hinggap bergantian.

Menelan kepahitan lalu meneguk secangkir kemanisan, membalut luka dengan harapan baru. Kedengerannya sulit, tapi yakinlah itu yang terbaik sebagai pengisi untain cerita hidupmu. Jika kita bisa terbang melayang, kenapa tidak untuk bangkit lagi pasca terjatuh menghantam batu?

April Kepner belajar menerima satu demi satu kegagalan yang terjadi di hidupnya. Mulai memaafkan dirinya sendiri dan kondisi yang ia jalani. Justru saat itulah, cinta sejatinya datang untuk kedua kali. Menambal lubang-lubang yang menganga di hari-harinya.

Begitu juga dengan Jackson, setelah tak lagi melalui masa-masa menguras emosi, ia menyadari bahwa April adalah separuh jiwanya sampai kapanpun juga. Ibu dari anaknya, perempuan yang harus dijaga meski mereka tak lagi bersama.

April dan Jackson tak kembali menjadi pasangan penuh cinta. Tapi mereka bermetamorfosa menjadi tim yang solid untuk putri tercinta. Menjadi dewasa dan memenangkan ujian kehidupan tak akan penah mudah. Meski begitu, banyak yang berhasil melaluinya, termasuk mereka.

Loving can hurts, sometimes. You're going through six degrees of separation, but we will be okay. Because what doesn't kill you makes you stronger.

Sudahkah kamu berbahagia atas karunia yang diterima, dan menghapus air mata yang menetes setelah melepaskan yang dicinta?
Read More

Thursday, May 3, 2018

Menikmati Indian Food di Amara Restaurant, Pilihan Menu Halal di Tokyo Solamachi

Kamu berencana untuk menghabiskan waktu di Tokyo Skytree? Pasti akan merasa lapar ya! Jangan khawatir, di Tokyo Solamachi ada restoran dengan masakan khas India yang menyediakan menu Halal. Tidak hanya muslim friendly, tapi sudah bersertifikat halal oleh Japan Halal Association.

Ada banyak varian menu halal yang ditawarkan, semuanya dengan rasa yang otentik. Kenapa bisa seperti itu? Rupanya kokinya adalah koki handal dan seorang Muslim. Pantas saja bisa menyajikan aneka kuliner bercitarasa India asli yang lezat dan halal ya.



Untuk menu makan siang, ada 2 set menu yang ditawarkan. Set pertama harganya 1520 yen, isinya ada salad, chicken tikka, sheek kabab, mix veg curry, chicken curry dan nan atau saffron rice (boleh pilih). Sedangkan untuk set kedua harganya 1900 yen, isinya lebih banyak lagi. Ada salad, chicken tikka, sesame prawn, poriyal, sag panir, prawn curry, chicken curry, cheese nan atau saffron rice dan dapat dessert juga.




Tidak ingin pesan menu set? Ada ala carte juga. Semua menu di atas bisa dipesan terpisah satu persatu. Ada juga nasi biryani yang lezat itu. Saya mencoba menu set kedua, dan ketika datang ternyata banyak sekali! Satu nampan penuh, saya kenyang sampai perjalanan pulang ke Indonesia hehehe.

Sejujurnya, ini adalah pengalaman pertama saya mencoba masakan India. Selama di Indonesia, saya belum pernah menikmati kuliner dari negeri Bollywood ini. Awalnya sempat takut tidak cocok dengan rasanya. Mengingat bumbu dan rempah yang dipakai dalam setiap masakan begitu melimpah. Namun ternyata semua kekhawatiran saya tidak terbukti.



Ketika menyobek cheese nan dan mencelupkannya ke dalam kuah prawn curry, rasanya enak sekali. Begitupun dengan chicken curry dan sag panir. Semua bumbunya pas, tidak menyengat tapi terasa sekali gurih-pedas-asin-asam-manisnya. Hormat saya untuk koki yang telah memasaknya. Enak dan semua disajikan dalam porsi yang pas.

Saya paling penasaran dengan mangkuk berisi kuah berwarna hijau. Bagaimana ya rasanya? Saya pikir pahit atau bagaimana, begitu dicoba ternyata tidak. Justru rasanya gurih, sedikit pedas dan manis. Saya sampai kepikiran bagaimana cara buatnya ya? Siapa tahu bisa memasaknya sendiri suatu hari nanti hehe.



Tidak lupa juga saya mencoba lassi mangga yang legendaris itu. Saya pernah membaca, katanya ini enak sekali. Benar saja ketika mencoba sendiri, segar dan manis-asamnya pas. Tidak ada serat-serat mangga ataupun gumpalan buah mangga, semuanya diblender dan disaring sebelum disajikan. Kamu harus mencobanya, dijamin kenyang deh makan siang di Amara Restaurant ini. Menunya masih familiar dengan lidah orang Indonesia, seperti kari, saffron rice atau nasi kuning, ayam bumbu kari, udang goreng panir dan juga nan. Tidak perlu khawatir ya.



Lantas di mana letaknya? Cari bagian east yard di Tokyo Solamachi, di lantai 6F, Amara ada di sana. Jangan kaget jika datang ke sana saat makan siang, kursinya penuh hingga harus waiting list. Karena rupanya Amara menjadi salah satu restaurant favorit di sana. Jadi lebih baik saat sampai di Tokyo Solamachi, kamu ke Amara dulu lalu pesan tempat untuk makan siang. Jadi saat kamu akan makan, tidak perlu mengantri lagi.
Read More

© I'm Fireworks!, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena